Kamis, 18 Desember 2008

KETUPAT ASLI TUBAN YANG MULAI TERSINGKIR
Tuban - Tradisi membuat ketupat lontar (daun pohon siwalan) untuk menyambut hari raya kupatan di kalangan kaum perempuan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sepertinya sudah terkikis. Saat ini jarang ditemukan para gadis di wilayah ini bisa membuat ketupat khas Tuban, ketupat dari daun lontar.

Akibatnya, begitu mendekati hari raya ketupat (kupatan), tradisi mengakhiri hari raya Idul Fitri, penjual ketupat dari daun lontar di pasar-pasar tradisional Tuban diserbu pembeli. Para pembeli ini sebenarnya warga asli Tuban yang pulang ke daerahnya saat lebaran.

Pengamatan detiksurabaya.com di sejumlah pasar tradisional Tuban, Sabtu (4/10/2008) pagi, rata-rata sejak hari ini terjadi booming penjualan ketupat daun lontar. Berapapun pedagang membawa langsung ludes terjual. Harga ketupat pun mulai merangkak naik.

“Alhamdullilah Mas, sekarang banyak orang membel kupat lontar. Padahal riyoyo kupatan (hari raya ketupat) masih lima hari lagi,” kata Mbah Muntamah (60), penjual ketupat asal Kelurahan Gedungombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, kepada detiksurabaya.com, di Pasar Baru Tuban.

Harga ketupat yang dua hari sebelumnya masih Rp 2.000 per ikat isi 20 buah ketupat lontar. Sedangkan untuk ketupat daun kelapa (janur) Rp 1.000 per ikat isi 25 buah. Kini harganya untuk daun lontar Rp 3.500 dan Rp 2.000 untuk ketupat janur. Diperkirakan harga ini terus merangkak hingga mendekati hari raya kupatan pada, Senin (6/10/2008) lusa.

Di samping berjualan ketupat, Mbah Mun, sapaan akrabnya, juga membuat ketupat di lapaknya. Lapak perempuan tua itu, tampat dikerubuti pembeli menunggu dibuatkan ketupat.

“Sekarang tidak ada anak-anak perempuan mau membuat ketupat. Semasa muda saya dulu, setiap gadis diajari orangtuanya membuat ketupat. Sekarang tidak ada yang mengajari,” ungkap Mbah Mun.

Kondisi serupa terjadi di pasar Merakurak, Kerek dan pasar Montong, Kabupaten Tuban. Hampir semua penjual ketupat di pasar tradisional tersebut dipadati pembeli.

“Lumayan Pak, jualan ketupat sekarang ramai. Saban tahun kondisinya memang seperti ini,” kata Ny Supinah (47), penjual ketupat di Pasar Merakurak.(bdh/bdh) detik com 041008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar